Senin, 11 April 2011

*** KIDUNG KEMATIAN ***

Biarkan aku terbaring dalam lelapku , karena jiwa ini telah berselimut cintamu , dan biarkan ragaku berjibaku karena batin ini memiliki asamu



lihatlah malam dan siang , gulita dan benderang , nyalakan lilin_lilin dan bakarlah dupa nan wewangi di sekeliling ranjang dan taburi tubuh ini dgn wanginya melati serta mawar , minyakilah rambut ini dgn puspa , oles kaki_kaki ini dgn wangian



dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi tanpa pena , biarkan ku istirahat di ranjang menimang_nimang asa , karena kedua bola mata ini telah teramat lelah mencernanya , biar sajak_sajak bersalut perak bergetarkan dan menyejukan jiwa terbangkan dawai_dawai harpa dan singkapkan segala takbir lara



nyanyikanlah masa_masa lalu dgn sgala warna , engkau memandang fajar harapan dalam mata , karena makna ghaibnya tak dapat di logika , lembut bagai ranjang kapas tempat berbaringnya jiwa



hapuslah air matamu , wahai saudaraku dan tegakanlah kepalaku , lihatlah kematian berdiri bagai kolom_kolom chaya , antara ranjangku dgn jarak infiniti tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap_sayap nya , dekatilah aku , dan ucapkanlah slamat tinggal dunia



ciumlah mataku dgn seulas senyumu biarkan anak_anak merentang tangan_tangan mungilnya dgn kelembutan jemari merah jambu mereka , biarkanlah masa meletakan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku , biarkanlah perawan_perawan dan jejaka mendekati dan melihat bayangan tuhan dalam mataku , dan mendengar gema iradat ya berlarian dgn nafas ku



dan di dalam kubur jasadku terbujur terkubur gelap chaya pengap tak beruang, berselimut kapan tertimbun reruntuhan lalu malaikat datang sesal menghampiri atas siksa kuburku hingga kiamat nanti menjelang , hanya mengharap ampunan ilahi , aku tak kuasa kembalikan masa lalu tuk meluruskan jalan kesesatanku ,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar