Serupa sayap_sayap balada , bentangan syair sang pujangga cinta
barisan kata membuay tanpa menyentuh raga mampu bersenggama , lalu menjanin rasa dan terlahir menjadi orok , cinta suci tanpa noda
engkau bicara tanpa suara , engkau mendengar tanpa telinga , engkau memandang beranda tanpa mata , dan aku menang tanpa air mata karena aku bisu tuli dan buta tak sepertimu menyerupa
ku mengagumi barisan syair terlahir dari goresan penamu , menghias beranda maya walau kubuta warnamu , syairmu memabukan selayak candu , katamu adalah sublimasi madu tiada jemu
dan kini ,,,,! Ku jengah dengan karaktermu , reikarnasi puluhan kali , selayak pujangga engkau inginkan , berimajinasi selayak sutra dara , kau menginteroprestasi diri selayak pencinta , engkau onani sendiri selayak pemahat mutiara sejati , kau mengukir dengan jemari
wahay pujangga cinta , kau mampu hembuskan nyawa dalam kata , engkaulah raja nya jagat belantara kota
wahay pujangga cinta , jangan kau tersesat di palung jiwa yang kosong hampa dan nista mati dan binasa
kita semua terlahir sebagai penyair , pengejawatahan semesta , pembaca mahakarya indahnya di jagat belantara pengeja peristiwa dalam cerita
kita adalah jiwa merdeka terpagar etika dan norma , kembalilah berkarya tak usah lagi menyerupa karena kita memang ada di dunia untuk berbagi cerita tanpa tipu daya , tanpa dusta penuh cinta ,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar